Studi dalam beberapa tahun terhadap 732 anak, menyimpulkan bahwa konflik dengan orangtua, perkelahian sesama anak, dan kejahatan remaja ternyata erat kolerasinya dengan jumlah jam menonton TV. Kemudian bagi anak yang sejak dini selama bertahun-tahun menonton tayangan mistis kelak anak akan tumbuh menjadi orang yang selalu ketakutan dan kelak ketika dewasa ia akan mengambil keputusan hanya mengandalkan emosinya saja. Menonton TV juga akan mengurangi kemampuannya untuk menyenangkan diri sendiri dan melumpuhkan kemampuannya untuk mengemukakan pendapatnya secara logis dan sensitif. Namun demikian, seberapa besar pengaruh TV apakah baik atau buruk bagi perkembangan jiwa anak, hal ini ditentukan oleh jumlah bimbingan dan pengawasan terhadap anak yang menonton TV.
Seperti kita ketahui bahwa anak-anak senang sekali menonton TV. Mereka tidak segan-segan untuk duduk di depan kotak ajaib tersebut selama berjam-jam. Dalam sebuah penelitian anak-anak usia pra sekolah menunjukkan minat yang lebih besar pada TV ketimbang usia sekolah.
Sebabnya? Anak balita cenderung terbatas teman bermainnya dan lebih banyak tinggal dirumah. Namun hal ini cukup berbahaya bagi perkembangan karakter anak jika tidak terkontrol karena mereka jika melihat sesuatu langsung dimasukkan dan percaya tanpa dipilih-pilih. Mereka akan lebih mudah merekam hal-hal yang menyenangkan dan berlangsung terus menerus. Hal ini terjadi karena mereka tidak punya pengalaman, dan dalam benak mereka belum ada program penyaring.
Seberapa besar pengaruh TV apakah baik atau buruk bagi perkembangan jiwa anak, hal ini ditentukan oleh jumlah bimbingan dan pengawasan terhadap anak yang menonton TV. Dan Orang terbaik yang melakukan hal ini adalah orang tua mereka sendiri. Dengan membimbing anak ketika menonton TV bukan hanya menjauhkan anak dari pengaruh buruk TV tapi juga dengan cara ini akan terbangun komunikasi yang baik antara anak dengan orang tuanya sehingga terbangun kedekatan anak dengan orang tua.
Sejauh mana TV dapat berakibat buruk pada anak?
Sampai saat ini kita tahu bahwa sebagian besar tayangan Televisi berisi tentang kekerasan, perebutan harta, unsur-unsur yang meyentuh sisi pornografi dan pornoaksi, tayangan mistis, budaya hedonis, dll.
Jika anak-anak kita setiap hari disuguhi oleh tayangan tayangan tersebut maka tidak heran kalo kelak anak kita bukan saja menjadi orang orang yang tidak cerdas namun juga terganggu kepribadiannya.
Sebagai contoh dari sebuah penelitian di California Selatan menemukan bahwa dalam studi dalam beberapa tahun terhadap 732 anak, konflik dengan orangtua, perkelahian sesame anak, dan kejahatan remaja ternyata erat kolerasinya dengan jumlah jam menonton TV.
Kemudian hati-hati bagi anak yang sejak dini selama bertahun-tahun menonton tayangan mistis karena hal ini kelak akan sangat berpengaruh pada kepribadian anak. Anak akan tumbuh menjadi orang yang selalu ketakutan dan kelak ketika dewasa ia akan mengambil keputusan hanya mengandalkan emosinya saja karena tayangan tersebut menyebabkan neokorteks dalam otak anak menjadi tumpul.
Dampak lainnya jika anak lebih sering menggunakan waktunya untuk menonton TV
adalah akan mengurangi kemampuannya untuk menyenangkan diri sendiri dan melumpuhkan kemampuannya untuk mengemukakan pendapatnya secara logis dan sensitif. Karena tontonan televisi menggantikan kegiatan bermain yang aktif dengan bersikap pasif. Padahal dengan permainan yang baik kerja syaraf motorik dan sensorik akan terangsang sehingga akan meningkatkan kemampuan fisik, kemampuan berbahasa dan kemampuan anak berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, berusaha saling memberi.
Selain isi dari acara televisi yang harus kita waspadai adalah iklannya itu sendiri. Karena iklan akan membangun budaya konsumtif dalam diri anak dan bersikap boros.
Lalu apa yang harus dilakukan pada saat membimbing anak kita menonton TV?
Yang harus dilakukan adalah memilih acara-acara Televisi dan bila ada program yang dinilai kurang cocok dengan anak kita jangan nyalakan televisi. Pilih video games atau film yang mengandung unsur pendidikan dan mempromosikan nilai-nilai sosial sebagai contoh film yang islami. Dalam memilih tayangan yang akan ditonton ajak juga anak anda untuk mendiskusikan baik buruknya menonton tayangan televisi tersebut.
Hubungkan program televisi yang disaksikan dengan pengalaman-pengalaman anak anda ataupun anda sendiri. Jelaskan juga mengenai maksud-maksud iklan-iklan yang ditayangkan dan cara-cara yang digunakan untuk menjual produk tersebut. satu hal yang sebaiknya diingat, bahwa tugas orang tua disini adalah membimbing bukan melarang sehinngga biasakan membanngun kedekatan dengan anak dengan cara berdialog dan komunikasi yang baik sehingga anak pada akhirnya akan memahami dan bahkan meminta pertimbangan dan nasehat dari orang tua.